Jumat, 18 Oktober 2013

cerpen



9 oktober 2013
Keteguhan hatiku
        Hari ini aku lelah. Seharian aku menunaikan kewajibanku sebagai mahasiswa. Letih !!! itulah kata yang pantas ku keluarkan hari ini.
        Saat sampai dikos ku lemparkan tas yang ada dipundakku. Ku hempaskan tubuhku dilantai kramik kamarku. Seraya ku pejamkan mataku sambil kupijat-pijat kakiku menikmati kelelahan yang ku hadapi hari ini. Tak ku sangka aku sanggup kulia dari jam 10 sampai jam 5.
        Sambil merebahkan tubuhku ku ambil ponselku. Ku cari nomor yang bertuliskan nama “ Ayah”. Ku telfon dia. Sejenak ku mendengar suaranya sesaat itu pulalah hilanglah keletihan yang ku rasa hari ini. Semangat mulai merasuki setiap aliran darah ini. Ku ajak dia pergi ke pasar kaget untuk membeli lauk untuk esok hari. Jika tidak memasak esok aku tidak bisa makan, uangku hanya cukup untuk seminggu ini. Untunglah dia mau.
        Ku tuliskan bait demi bait kelelahan yang ku rasa. Ku beli gorengan pisang dan bakwan 4 potong. 2 untuknya dan 2 untukku. Guna menahan rasa lapar yang membara diperut kami. Alhamdulilha kami bisa menahan lapar kami hingga detik ini yang menunjukkan waktu 18.30.
        Aku sangat lelah kuliah. Ternyata menggapai masa depan yang cerah harus melalui jalan yang gelap dan penuh liku hingga kelak akan mencapai titik kemenangan. Jungkir balik rasanya aku kuliah selama ini. Ku teguhkan hatiku demi sebuah kecerahan yang akan datang. Semangat inilah yang membuatku bisa menelusuri setiap detik kegelisahan dan kesukaran.
        Tuhanaaaannnnnnn….
Terimakasih atas pribadi yang kau indahkan dan keteguhan hati yang kau berikan kepadaku.
Terimakasih kau telah memberi aku ibu yang tak pernah letih mendoakan anaknya disetiap detik nafasnya,
Terimakasih kau telah memberi ayah yang tak pernah meminta kembali setiap keringat kelelahan yang dikeluarkannya,
Terimakasih engkau telah memberiku adik yang tak pernah lekang menyayangiku,
Keluarga kecilku ini membuat kekuatan untuk berteguh hati saat aku menjalani pendidikanku. Keluarga kecilku selalu membangkitkan aku saat aku jatuh diruang yang sangat gelap dan suram.
Terimakasih yang tak pernah ku bosan-bosannya ku ungkapkan kepada mu Rabb karena telah kau kirim calon imam dihati yang memuliakan aku dan mencintai ku selayaknya dia menghargai ibu yang melahirkannya.
        Kamar kosku ini adalah saksi setiap kesulitan yang kuhadapi. Terbaring lelah dan tak berdaya. Lalu setiap sudut seakan menyemangatiku. Hingga menciptakan keteguhan hati yang kelak akan mengindahkanku dan kehidupanku.
        Semoga kelelahanku terbayar dengan sebuah kata alhamdulilha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar