Senin, 22 September 2014
Minggu, 07 September 2014
jenis-jenis tindak tutur pragmatik
Gambar 1
Kalimat (1) Terima duitnya jangan coblos orangnya
biar dia kapok.
Kalimat (2) Tolak politik uang.
Secara srtuktural kalimat (1) dan (2) merupakan
kalimat deklaratif.
Lokusi
kalimat (1) dan (2) adalah bermaksud menyatakan sesuatu.
Ilokusi
kalimat (1) dan (2) adalah memberi informasi tentang tindakan apa yang harus
dilakukan oleh rakyat apabila ada calon legislatif yang memberikan uang kepada
rakyat dengan maksud menyogok agar rakyat memilihnya.
Kalimat (1) dan (2) menggunakan pertuturan asertif yang melibatkan penutur kepada kebenaran
atau kecocokan proposisi, yaitu menyarankan dan menyatakan.
Perlokusi
kalimat (1) dan (2) adalah memberikan saran dan penegasan dengan efek yang
diharapkan adalah agar rakyat mengikuti saran supaya calon legislatif yang
menyogok jera.
Gambar 2
Kalimat (3) Caleg perempuan memberi arti.
Secara srtuktural kalimat (3) merupakan kalimat
deklaratif.
Lokusi
kalimat (3) adalah bermaksud menyatakan sesuatu.
Ilokusi kalimat (3) adalah selain memberi informasi
tentang calon legislatif perempuan, juga berisi tindakan yang mengingatkan
rakyat bahwa politikus maupun negarawan perempuan juga memiliki andil dalam
membangun bangsa dan boleh mencalonkan diri dalam pemilu legislatif.
Kalimat (3) menggunakan pertuturan asertif yang melibatkan penutur kepada kebenaran
atau kecocokan proposisi, yaitu menyatakan dan mengakui.
Perlokusi
kalimat (3) adalah dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang berartinya
calon legislative perempuan dengan efek yang diharapkan agar rakyat mau
mempertimbangkan keberadaan calon legislative perempuan dan memilihnya atau
juga mencalonkan diri.
Gambar 3
Kalimat (4) Tolak parpol korupsi jadi peserta pemilu
..!!!
Lokusi
kalimat (4) adalah bermaksud menegaskan sesuatu.
Ilokusi
kalimat (4) adalah memberikan pernyataan tegas menolak partai politik yang
terlibat korupsi menjadi peserta pemilihan umum.
Kalimat
(4) menggunakan pertuturan direktif, yang tujuannya adalah tanggapan berupa
tindakan dari mitra tutur, misalnya menyuruh, memerintahkan, meminta, memohon,
dan mengingatkan.
Perlokusi
kalimat (4) adalah menegaskan kepada pemerintah bahwa rakyat menolak partai
politik yang terlibat dalam kasus korupsi untuk tidak dijadikan peserta dalam pemilihan
umum.
Gambar 4
Kalimat
(5) PKS 3 besar 2014
Lokusi
kalimat (5) adalah bermaksud menyatakan sesuatu.
Ilokusi
kalimat (5) adalah memberi informasi tentang optimisme Partai Keadilan
Sejahtera mampu meraih tiga besar dalam
pemilihan umum tahun 2014.
Kalimat (5) menggunakan pertuturan asertif, yaitu menyatakan.
Perlokusi
kalimat (5) adalah untuk memberikan informasi dan mempengaruhi rakyat
dengan optimism partai. Efek yang
diharapkan adalah rakyat terpengaruh dan mendukung keberhasilan partai.
Gambar 5
Kalimat (6) Ingat rabu 9 April 2014 pemilu DPR, DPD,
dan DPRD
Lokusi kalimat (6) adalah bermaksud menyatakan dan
mengingatkan suatu hal.
Ilokusi kalimat (6) adalah memberi informasi kepada
rakyat / masyarakat bahwa pemilihan umum untuk Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dilaksanakan pada hari
Rabu tanggal 9 April 2014.
Kalimat (6) menggunakan pertuturan asertif, yaitu menyatakan.
Perlokusi kalimat (6) adalah mengingatkan tentang suatu hal yang dianggap
penting dengan efek yang diharapkan rakyat seluruhnya akan mengikuti dan
memilih Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah pada hari Rabu tanggal 9 April 2014.
Gambar 6
Kalimat (7) Jangan rusak kampungku dengan amplopmu,
kampungku bersih tanpa amplop putih.
Lokusi kalimat (7) adalah bermaksud melarang suatu
hal.
Ilokusi kalimat (7) adalah larangan merusak
kebersihan kampung tersebut dengan politik uang.
Kalimat (7) menggunakan pertuturan deklaratif, yaitu
melarang.
Perlokusi kalimat (7) adalah melarang tentang suatu
hal yang dianggap tindakan tidak bermartabat yaitu politik uang, dengan efek
yang diharapkan agar politikus tidak melakukan hal itu di kampung tersebut.
Gambar 7
Kalimat (8) Tentukan pilihanmu untuk bangsa
Indonesia !
Kalimat (9) Berikan suaramu demi masa depan kita !
Kalimat (10) Ayo memilih untuk Indonesia !
Lokusi kalimat (8), (9), dan (10) adalah memberikan
pernyataan dan penegasan terhadap suatu hal.
Ilokusi kalimat (8), (9), dan (10) adalah memberikan
himbauan kepada masyarakat agar ikut melakukan pemilihan umum.
Kalimat
(8), (9), dan (10) menggunakan pertuturan direktif, yaitu mengajak, menyuruh,
dan menyarankan yang tujuannya adalah tanggapan berupa tindakan dari mitra
tutur.
Perlokusi kalimat (8), (9), dan (10) adalah
mempengaruhi masyarakat untuk ikut menentukan masa depan bangsa dengan cara
memilih dengan hari nurani, efek yang diharapkan adalah masyarakat benar-benar
memikirkan siapa yang akan dipilihnya dengan matang.
Gambar 8
Kalimat (11) Partai Demokrat nasionalis religius.
Lokusi kalimat (11) adalah menginformasikan sesuatu.
Ilokusi kalimat (11) adalah memberitahukan kepada
rakyat tentang prinsip dan sikap partai demokrat yang nasionalis dan religius.
Kalimat (11) menggunakan pertuturan asertif, yaitu menyatakan.
Perlokusi kalimat (11) adalah mempengaruhi rakyat
dengan slogan, efek yang diharapkan adalah rakyat terpengaruh dan bersedia
memilih partai tersebut.
Gambar 9
Kalimat (12) Bagimu negeri jiwa raga kami.
Lokusi kalimat (12) adalah menyatakan sesuatu.
Ilokusi kalimat (12) adalah menyatakan sesuatu
kepada rakyat bahwa calon legislatif tersebut rela menyerahkan jiwa dan raganya
untuk negeri.
Kalimat (12) menggunakan pertuturan asertif, yaitu menyatakan.
Perlokusi
kalimat (12) adalah mempengaruhi rakyat dengan slogan, efek
yang diharapkan adalah rakyat terpengaruh dan bersedia memilih calon legislatif
tersebut.
Gambar 10
Kalimat (13) Pastikan anda terdaftar sebagai
pemilih.
Lokusi kalimat (13) adalah menyatakan dan
menyarankan sesuatu.
Ilokusi kalimat (13) adalah menghimbau rakyat agar
memastikan dirinya terdaftar sebagai pemilih.
Kalimat
(13) menggunakan pertuturan direktif, yaitu menyarankan yang tujuannya adalah
tanggapan berupa tindakan dari mitra tutur.
Perlokusi
kalimat (13) adalah memberikan himbauan pada rakyat, dengan efek yang
diharapkan adalah rakyat segera mendaftarkan dirinya sebagai pemilih.
Gambar 11
Kalimat (14) Awas !!! Pemilu selalu curang.
Kalimat (15) Awasi petugas KPPS, PPS, dan PPK yang
bermain mata dengan oknum caleg/parpol.
Lokusi kalimat (14) dan (15) adalah menegaskan dan
memerintahkan.
Ilokusi kalimat (14) dan (15) adalah mengingatkan
rakyat bahwa di dalam pemilu akan selalu ada yang curang.
Kalimat
(14) dan (15) menggunakan pertuturan direktif, yaitu mengajak, menyuruh, dan
menyarankan yang tujuannya adalah tanggapan berupa tindakan dari mitra tutur.
Perlokusi
kalimat (14) dan (15) adalah mengingatkan kepada rakyat tentang kecurangan yang
selalu terjadi dalam pemilu dengan efek yang diharapkan adalah rakyat turut
serta mengawasi jalannya pemilu.
Gambar 12
Kalimat (16) Mohon doa dan pilihannya.
Lokusi kalimat (16) adalah meminta sesuatu.
Ilokusi kalimat (16) adalah meminta rakyat sudi
mendoakan dan memilih caleg tersebut.
Kalimat
(16) menggunakan pertuturan direktif, yaitu meminta.
Perlokusi
kalimat (16) adalah permohonan doa dari rakyat untuk kemenangan caleg tersebut,
efek yang diharapkan adalah rakyat sudi mendoakan dan memilihnya agar memenangkan
pemilu.
Gambar 13
Kalimat (17) Kami sudah cerdas.
Kalimat (18) Hentikan menyogok rakyat.
Lokusi kalimat (17) dan (18) adalah menginformasikan
dan memerintah sesuatu.
Ilokusi kalimat (17) dan (18) adalah memberitahukan
kepada caleg bahwa tidak ada gunanya menyogok rakyat karena rakyat sudah
cerdas.
Kalimat
(17) menggunakan pertuturan asertif yang
melibatkan penutur kepada kebenaran atau kecocokan proposisi, yaitu menyatakan.
Sedangkan
kalimat (18) menggunakan pertuturan direktif, yaitu memerintah yang tujuannya
adalah tanggapan berupa tindakan dari mitra tutur.
Perlokusi kalimat (17) dan (18) adalah memerintahkan
caleg agar tidak lagi menyogok rakyat dengan uang karena rakyat sudah cerdas
dan menolak hal itu, efek yang diharapkan adalah caleg sadar diri dan tidak
lagi menyogok rakyat.
Gambar 14
Kalimat (19) Prabowo presiden.
Kalimat (20) Indonesia bangkit.
Lokusi kalimat (19) dan (20) adalah bermaksud menyatakan sesuatu.
Ilokusi kalimat (19) dan (20) adalah mempengaruhi
rakyat dengan slogan.
Kalimat (19) dan (20) menggunakan pertuturan
asertif, yaitu menyatakan.
Perlokusi
(19) dan (20) adalah mempengaruhi rakyat dengan slogan, efek yang diharapkan
adalah rakyat terpengaruh, mendukung dan memilih Prabowo untuk menjadi
presiden.
Jumat, 06 Juni 2014
diskusi
Nama : Siti Rohmatun
Kelas : 6E
Tugas : semantik
1.
Apakah ada perbedaan makna referensial
dan nonreferensial?
2.
Mengapa makna afektif lebih terasa lisan
dari pada tulisan?
3.
Jelaskan makna stilistika!
4.
Jelaskan perbedaan yang mendasar idiom
penuh dan makna idiom sebagian!
5.
Jelaskan perbedaan idiomatikal dan
pribahasa!
6.
Jelaskan perbedaan makna istilah dan
makna kata!
7.
Jelaskan maksud yang sama antara idiom,
ungkapan dan metafora!
8.
Jelaskan makna leksikal dan makna
denotatif!
9.
Jelaskan makna konotatif dapat berubah
dari waktu kewaktu?
10.
Jelaskan makna kolokatif!
Jawab:
1.
makna referensial yaitu sesuatu diluar bahasanya yang diacu oleh kata itu,
contoh meja dan kursi , sedangkan makna nonreferensial yaitu kata-kata yang
tidak mempunyai referen, contoh karena dan tetapi.
2.
karena berkenaan dengan perasaan pembicara pemakai bahasa secara pribadi,baik
terhadap lawan bicara maupun terhadap objek yang dibicarakan.
3.
makna stilistika yaitu makna yang berkenaan dengan gaya pemilihan kata
sehubungan dengan adanya perbedaan sosial dan bidang kegiatan di dalam
masyarakat. Sedangkan stilistika itu sendiri yaitu ilmu yang
mempelajaraitentang bahasa didalam karya sastra.
4.
idiom penuh yaitu idiom yang unsur-unsurnya secara keseluruhan sudah merupakan
satu kesatuan dengan satu makna, misalnya membanting tulang, sedangkan idiom
sebagian yaitu masih ada unsur yang memiliki makna leksikal, misalnya daftar
hitam.
5.
idiomatikal yaitu makna sebuah satuan bahasa yang menyimpang dari makna
leksikal atau gramatikal unsur-unsur pembentuknya sedangkan pribahasa maknanya
dapat diramalkan karena pribahasa bersifat memperbandingkan atau mengumpamakan
maka lazim juga disebut dengan nama pengumpamaan.
6.
makna kata yaitu masih bersifat umum sedangkan makna istilah bersifat sudah
pasti.
7.
idiom jika dilihat dari segi makna yaitu “menyimpangnya” makna idiom dari makna
leksikal dan makna gramtikal unsur-unsur pembentuknya, ungkapan jika dilihat
dari segi ekspresi kebahasaan yiatu dalam usaha penutur untuk menyampaikan
pikiran, perasaan, dan emosinya dalam bentuk-bentuk satuan bahasa tertentu yang
dianggap paling tepat, sedangkan metafora jika dilihat dari segi digunakannya
sesuatu untuk membandingkan yang lain dari yang lain.
8.
makna leksikal yaitu makan yang sesuai dengan referennya sedangkan makna
denotatif yaitu makna yang sesuai dengan
hasil observasinya atau makna sebenarnya.
9.
karena untuk memperhalus pemakaian bahasa. Oleh karena itu setiap kata dibentuk
dengan istilah baru untuk mengganti istilah lama yang dianggap berkonotasi
negatif.
10.
makna kolokatif adalah berkenaan dengan makna kata dalam kaitannya dengan
makna kata lain yang mempunyai “ tempat”
yang sama.
tugas kelompok fungsi mata
Tugas semantik fungsi mata
Nama kelompok : 1. Chintya Ika Hapsari
2. Endang
Fitriani
3. Helmiyanti
4. Siti Rohmatun
5. Waya Sada Ningsih
Fungsi mata:
1.
Melihat 31.
Menandakan sakit
2.
Memandang 32.
berfikir
3.
Melirik 33.
Menandakan sedih
4.
Mefitnah 34.
Menandakan gembira
5.
Membunuh 35.
Tidak suka
6.
Menghancurkan 36.
menghipnotis
7.
Mencintai 37.
zina
8.
Membaca 38.
terharu
9.
Membedakan warna 39.
simpati
10.
Menyampaikan maksud 40.
antipati
11.
Mengasihi 41.
takut
12.
Menangis 42.
Menyembunyikan masalah
13.
Marah 43.
Gelisah
14.
Terpejam 44.
Menandakan berani
15.
Melotot 45.
Melukai
16.
Berkedip 46.
damai
17.
Merayu 47.
Tenang
18.
Memancing emosi 48.
Memohon
19.
Menjatuhkan 49.
Meminta
20.
Menyayangi 50.
Memelas
21.
Menghormati
22.
Menghargai
23.
Mensyukuri
24.
Menolak
25.
Melamun
26.
Mengomentari
27.
Menghina
28.
Mencela
29.
Merendahkan
30.
Menuduh
Langganan:
Postingan (Atom)