Jumat, 18 Oktober 2013

cerpen nyata



11 oktober 2013
Subuh penyejuk jiwa

        Hari ini alhamdulilha aku masih diberi umur yang panjang oleh sang Khalik sehingga aku bisa beranjak dari tidurku untuk menunaikan ibadah subuh. Subuh ini terasa sangat menyejukkan jiwa. Meskipun terkadang berat tubuh ini beranjak dari kasur yang empuk namun tetap kupaksakan diriku untuk terus menunaikan ibadah sebagai rasa syukurku kepada Allah.
        Aku terbangun dari tidurku tanpa alaram atau penanda bangun lainnya. Berat mata ini rasanya untuk terbuka namun jiwaku sudah bangun sejak sepertiga malam. Ku bangun lalu ku ambil wudhu kemudian ku tunaikan ibadah salat subuh pagi ini. Setelah salat kutunaikan ku lantunkan doa penyejuk jiwa. Ku kirim doa-doa kepada sang ibu yang telah melahirkanku, kepada sang ayah yang membanting tulang tak lekang oleh waktu demi aku dan kepada adikku yang mulai beranjak remaja. Di sela-sela doa itu teringat olehku kepada kekasih ku suprapto yang selalu melindungiku dinegri orang. terimakasih Tuhan telah engkau kirim mereka kepadaku.
        Lantunan doa dijiwa yang gersang kini telah usai. Ku ambil Alquran Nul Qarim lalu ku baca ayat demi ayat serasa menenangkan jiwaku hari ini. Tak lupa setelah membaca aku pun menghapal jus amma. Ku lantunkan ayat demi ayat yang dulu begitu akrab dengan ku dan kini hanya sesekali ku baca. Astaghfirullah hal azzimmmm ya Rabb. Ampunilah dosa-dosa hambamu yang tak pernah bersyukur kepadamu ini.
        Ya Rabb…
        Apakah masih ada kesempatan untukku untuk menjadi seorang hafizh?
        Seorang pendosa sepertiku?
        Akankah aku masuk surga?
        Setelah dosa-dosa yang tak pernah berhenti ku lakukan….
        Rabb …
        Aku percaya padamu..
        Engkau maha pengampun..
        Engkau maha penyayang..
        Rabbbb..
        Subuh ini begitu indah..
        Terimakasih engkau tak pernah lelah menyayangi tiap detik nafasku. Bagaimanapun aku selalu berdusta kepadamu. Aku yang selalu mementingkan kehidupan duniaku.
        Tak terasa air mata mengalir dari dua anak sungai indah milik Allah yang diberikan kepadaku hingga membuat kuyup mukenah dan Al Quranku. Kudekap erat-erat Al Quranku setelah kubaca dan ku maknai setiap ayat yang ku lantunkan. Betapa hebat Al Quran ciptanNya. Seketika jiwaku menjadi tenang dan rasa kantuk pun hilang dari pelupuk bola mataku yang indah.
        Subuh ini selain jiwaku terasa sejuk oleh ayat Al Quran alam pun menunjukkan kasih sayangnya kepadaku. Langit mulai meneteskan hujan kepada bumi. Sehingga membuat aku merasa sangat tenang detik demi detik setiap titik nafasku.
        Tuhannnn…
        Engkau maha memiliki segalanya…
        Aku percaya setiap titik yang tak pernah ku syukuri kepadamu selalu kau ampunkan kepada aku hambamu yang tak pernah malu memohon doa ampunan kepadamu.
Subuh yang indah kalam ilahi.

cerpen



9 oktober 2013
Keteguhan hatiku
        Hari ini aku lelah. Seharian aku menunaikan kewajibanku sebagai mahasiswa. Letih !!! itulah kata yang pantas ku keluarkan hari ini.
        Saat sampai dikos ku lemparkan tas yang ada dipundakku. Ku hempaskan tubuhku dilantai kramik kamarku. Seraya ku pejamkan mataku sambil kupijat-pijat kakiku menikmati kelelahan yang ku hadapi hari ini. Tak ku sangka aku sanggup kulia dari jam 10 sampai jam 5.
        Sambil merebahkan tubuhku ku ambil ponselku. Ku cari nomor yang bertuliskan nama “ Ayah”. Ku telfon dia. Sejenak ku mendengar suaranya sesaat itu pulalah hilanglah keletihan yang ku rasa hari ini. Semangat mulai merasuki setiap aliran darah ini. Ku ajak dia pergi ke pasar kaget untuk membeli lauk untuk esok hari. Jika tidak memasak esok aku tidak bisa makan, uangku hanya cukup untuk seminggu ini. Untunglah dia mau.
        Ku tuliskan bait demi bait kelelahan yang ku rasa. Ku beli gorengan pisang dan bakwan 4 potong. 2 untuknya dan 2 untukku. Guna menahan rasa lapar yang membara diperut kami. Alhamdulilha kami bisa menahan lapar kami hingga detik ini yang menunjukkan waktu 18.30.
        Aku sangat lelah kuliah. Ternyata menggapai masa depan yang cerah harus melalui jalan yang gelap dan penuh liku hingga kelak akan mencapai titik kemenangan. Jungkir balik rasanya aku kuliah selama ini. Ku teguhkan hatiku demi sebuah kecerahan yang akan datang. Semangat inilah yang membuatku bisa menelusuri setiap detik kegelisahan dan kesukaran.
        Tuhanaaaannnnnnn….
Terimakasih atas pribadi yang kau indahkan dan keteguhan hati yang kau berikan kepadaku.
Terimakasih kau telah memberi aku ibu yang tak pernah letih mendoakan anaknya disetiap detik nafasnya,
Terimakasih kau telah memberi ayah yang tak pernah meminta kembali setiap keringat kelelahan yang dikeluarkannya,
Terimakasih engkau telah memberiku adik yang tak pernah lekang menyayangiku,
Keluarga kecilku ini membuat kekuatan untuk berteguh hati saat aku menjalani pendidikanku. Keluarga kecilku selalu membangkitkan aku saat aku jatuh diruang yang sangat gelap dan suram.
Terimakasih yang tak pernah ku bosan-bosannya ku ungkapkan kepada mu Rabb karena telah kau kirim calon imam dihati yang memuliakan aku dan mencintai ku selayaknya dia menghargai ibu yang melahirkannya.
        Kamar kosku ini adalah saksi setiap kesulitan yang kuhadapi. Terbaring lelah dan tak berdaya. Lalu setiap sudut seakan menyemangatiku. Hingga menciptakan keteguhan hati yang kelak akan mengindahkanku dan kehidupanku.
        Semoga kelelahanku terbayar dengan sebuah kata alhamdulilha.