Minggu, 17 Februari 2013

makalah prosa fiksi dan drama



                 




Pengenalan kajian prosa fiksi dan drama, jenis karya sastra dan hakekat karya sastra
Dosen pembimbing Drs. Darusman AR.,M.Pd.
Oleh kelompok 1
Kelas  4E
Nama kelompok:
1.Siti Rohmatun
2.Triska Wahyuni
3.Urpa Muria
4.Parsonangan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
 PEKANBARU
2013
KATA PENGANTAR
            Puji syukur kehadirat Allah Swt  yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, karena berkat ridho dan kemudahannya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dan  sebaik mungkin untuk menyelesaikan makalah tugas mata kuliah “Prosa Fiksi dan Drama” yang diasuh oleh dosen pembimbing Drs. Darusman AR.,M.Pd. dan teman-teman seperjuangan yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.  Sehingga makalah ini selesai dibuat sebagai bahan persentasi yang membahas tentang pengenalan kajian prosa fiksi dan drama , Jenis karya sastra,hakikat karya sastra.
Makalah ini telah dibuat semaksimal mungkin tetapi tidak dipungkiri oleh penulis terdapat kesalahan-kesalahan yang tidak disadari oleh penulis. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas kesalahan yang tidak disengaja. Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat untuk kita semua dalam  memahami  dan mempelajarinya.


                                                                                                          Pekanbaru,  Februari 2013

Penulis






BAB I PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
Sastra pada dasarnya merupakan ciptaan, sebuah kreasi bukan semata-mata sebuah imitasi (dalam Luxemburg, 1989: 5). Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan kreatif, pada hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya, berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya. (dalam Sarjidu, 2004: 2). Jenis sastra ada tiga, yaitu, prosa, fiksi dan drama.
Sebelum  mengenal karya sastra alangkah baiknya kita mengetahua dahulu definisi karya sastra. Sastra berasal dari bahasa sansekerta yaitu susastra, su artinya baik atau indah dan sastra artinya tulisan. Jadi susastra artinya tulisan yang indah, tapi bukan bentuk tulisannya yang indah seperti kaligrafi. Yang dimaksud disini adalah isi kata-katanya yang indah dan menggugah hati pembaca sehingga emosi pembaca larut dalam tulisan yang dibacanya. Karya sastra adalah karya rekaan penulis berdasarkan sudut pandangnya, pengalamannya, wawasan imu pengetahuannya,  apa yang dilihatnya dan suasana hatinya. Jadi karya sastra adalah karya imajinasi penulis yang dituangkan dalam bentuk tulisan.

Kata prosa berasal dari bahasa Latin prosa yang artinya terus terang. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, prosa adalah karangan bebas yang tidak terikat oleh kaidah yang terdapat dalam puisi. Secara sempit prosa adalah karya imajiner dan estetik. Dalam kesusastraan juga disebut fiksi, teks naratif, wacana naratif.
Fiksi menurut Altenbernd  dan Lewis ( 1966 : 14 ) dapat diartikan sebagai prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasi hubungan-hubungan antar manusia. Pengarang mengemukakan hal itu berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Namun, hal itu dilakukan secara selektif dan dibentuk sesuai dengan tujuannya yang sekaligus memasukan unsur hubungan dan dengan penerangan terhadap pengalaman kehidupan manusia.
Drama adalah salah satu jenis karya sastra yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan karya sastra jenis lain, yaitu unsur pementasan yang mengungkapkan isi cerita secara langsung dan dipertontonkan di depan umum. Meskipun demikian, ada juga naskah drama yang sifatnya hanya untuk dibaca atau sering disebut closed drama.Berdasarkan ciri-cirinya, drama memiliki sifat penokohan yang mempunyai peranan penting dalam mengungkap cerita di dalamnya. Oleh karena itu setiap tokoh mempunyai sifat-sifat kritis sebagai penyampai amanat dari pengarangnya, misalnya satire, humor, ambiguitas, sarkasme ataupun kritik-kritik sosial lainnya yang tergambar melalui dialog-dialog antartokoh.
            Hakikat Sastra Definisi ontologis yang bermaksud merumuskan hakikat sastra terbukti tidak dapat diterapkan. Misalnya definisi seperti: “sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat imajinatif” atau “sastra adalah penggunaan bahasa yang indah dan berguna yang menandakan hal-hal lain” (Taum, 1997: 13). Ketiadaan pengertian yang baku terhadap sastra tidak membuat sastra kehilangan bentuk atau menjadi hantu sebagai satu disiplin ilmu. Saya berpikir bahwa hal ini adalah esensi positif terhadap penilaian sastra karena ia terus-menerus menampilkan wajah baru. Tidak stagnan tetapi dinamis, tidak terikat dengan pengertian baku menjadi sastra lebih bebas berekspresi dalam pencapaian hakikat maupun fungsinya.
            Melalui karya sastra, seorang menyampaikan pandangannya tentang kehidupan yang ada di sekitarnya. Oleh sebab itu, mengapresiasi karya sastra berarti kita berusaha menemukan nilai-nilai kehidupan yang tercermin dalam karya sastra. Banyak nilai-nilai kehidupan yang bisa ditemukan dalam karya sastra tersebut.Unsur bahasa merupakan ciri pembeda yang membedakan karya sastra dengan karya seni yang lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada hakikatnya karya sastra adalah karya seni yang bermedia atau berbahan utama bahasa.

1.1  Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah pengertian prosa, fiksi dan drama?
1.2.2 Apakah  jenis-jenis  karya sastra?
1.2.3 Apakah hakekat karya sastra?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian prosa, fiksi dan drama.
1.3.2 Untuk mengetahui jenis-jenis karya sastra.
1.3.3 Untuk mengetahui hakekat karya sastra.











BAB II PEMBAHASAN
2.1  Pengenalan prosa, fiksi dan drama
2.1.1        Prosa
            Prosa adalah satu jenis karya sastra yang berupa karangan yang menceritakan tentang kehidupan manusia dan tidak terikat oleh unsur-unsur dalam puisi. Ciri-ciri prosa adalah, berbentuk bebas dalam susunan paragraph, tidak terikat pada bentuk puisi dan memiliki unsur intrinsik. Adapun unsur-unsur instrik dalam prosa tema, amanat atau pesan, plot atau alur, perwatakan atau karakteristik atau penokohan, sudut pandang, latar atau seting, gaya bahasa. Contoh prosa adalah:
Legenda Batu Menangis
Di sebuah bukit yang jauh dari desa, di daerah Kalimantan, hiduplah seorang janda miskin dan anak perempuannnya. Anak gadis janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, dia memiliki perangai yang buruk. Gadis itu amat malas, tidak pernah membantu ibunya bekerja. Kerjanya hanya bersolek setiap hari.
Suatu hari, anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh sehingga mereka harus menempuh perjalanan yang jauh. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan dengan memakai pakaian yang bagus  dan bersolek agar dikagumi kecantiknnya. Sementara, ibunya berjalan di belakangnya sambil membawa keranjang dengan memakai pakaian yang dekil. Karena mereka hidup ditempat yang terpencil, maka tak seorang pun tahu bahwa kedua perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.
Ketika mulai memasuki desa, orang-orang desa memandangi mereka. Orang – orang terpesona melihat kecantikan anak gadis itu, terutama pemuda desa. Namun, saat melihat orang yang berjalan di belakang anak itu, sungguh kontras keadaannya. Hal ini membuat orang bertanya-tanya.
Diantara orang yag melihat itu, seorang pemuda mendekati dan bertanya kepada gadis itu. “Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan di belakangmu itu ibumu?”
Namun apa jawaban gadis itu? “Bukan,“ katanya angkuh. ”Ia adalah pembantuku.”
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan. Tak seberapa jauh, mendekat lagi seorang pemuda dan bertanya kepada gadis itu.
”Bukan, bukan,” jawab gadis itu dengan mendongakkan kepalanya. “ Ia adalah budakku.”
Begitulah setiap ada seseorang yang menanyakan perihal ibunya, selalu jawabannya begitu. Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang durhaka itu, si ibu masih bisa menahan diri. Namun setelah berulang kali didengarnya jawaban yang sama, akhirnya si ibu yang malang itu tidak dapat menahan diri. Si ibu berdoa:
”Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba tega memperlakukan hamba seperti ini. Ya Tuhan, hukumlah anak hamba! Hukumlah ....”
Atas kuasa Tuhan, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis dan memohon ampun kepada ibunya.
”Oh, Ibu. Ibu Ampuni saya, ampunilah kedurhakaan anakamu selama ini. Ibu... Ibu... Ampuni anakmu.”
Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon kepada ibunya. Akan tetapi semua telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata.
2.1.2        Fiksi
Fiksi menurut Altenbernd  dan Lewis ( 1966 : 14 ) dapat diartikan sebagai prosa naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendramatisasi hubungan-hubungan antar manusia. Pengarang mengemukakan hal itu berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Namun, hal itu dilakukan secara selektif dan dibentuk sesuai dengan tujuannya yang sekaligus memasukan unsur hubungan dan dengan penerangan terhadap pengalaman kehidupan manusia.
Jenis-jenis fiksi menurut teori pengkajian fiksi dalam dunia kesastraan terdapat bentuk karya sastra berdasa pada fakta, yaitu,
(1)   Fiksi historis
Artinya fiksi yang menjadi penulisan fakta sejarah. Dalam fiksi jenis ini, data-data seperti latar, beberapa tokoh dan elemen fiksi yang lain terdapat beberapa kesamaan dengan kenyataan sejarah yang ada. Jadi, terkadang fiksi jenis ini menjadi alternatif sumber sejarah,
Contoh : Arok Dedes karya Alm.
(2)   Fiksi Biografis
Artinya yang menjadi dasar penulisan fakta biografis. Fiksi jenis ini dapat dalam bentuk biografi murni dan ada yang berupa otobiografi. Contoh : Amien Rais, Bung Tomo, Catatan Harian Seorang Demontran, Dari Paringaglik ke Kampuchea karya N.H. dini, dll.
(3)   Fiksi sains
Artinya fiksi yang menjadi dasar penulisan ilmu pengetahuan.
2.1.3        Drama
Drama adalah salah satu jenis karya sastra yang mempunyai kelebihan dibandingkan dengan karya sastra jenis lain, yaitu unsur pementasan yang mengungkapkan isi cerita secara langsung dan dipertontonkan di depan umum. Meskipun demikian, ada juga naskah drama yang sifatnya hanya untuk dibaca atau sering disebut closed drama. Berdasarkan ciri-cirinya, drama memiliki sifat penokohan yang mempunyai peranan penting dalam mengungkap cerita di dalamnya. Oleh karena itu setiap tokoh mempunyai sifat-sifat kritis sebagai penyampai amanat dari pengarangnya, misalnya satire, humor, ambiguitas, sarkasme ataupun kritik-kritik sosial lainnya yang tergambar melalui dialog-dialog antar tokoh.

Unsur-unsur dalam Drama:
Unsur paling pokok dalam sebuah drama ada empat, yaitu lakon (naskah drama atau text play), pemain (aktor atau aktris), tempat (gedung pertunjukan), dan penonton. Unsur lakon memegang peranan penting karena pemain tanpa lakon jelas tidak dapat membuat drama. Begitu pun tempat saja tanpa lakon tidak akan menghasilkan drama. Tetapi, sebaliknya kalau hanya ada lakon saja, maka kita masih bisa mengikuti drama-drama bacaan, misalnya “closed drama. Lakon drama disusun atas unsur-unsur yang sama dengan novel atau roman,yaitu:
a. Tema merupakan pikiran pokok yang mendasari lakon drama. Pikiran pokok ini dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang menarik.
b. Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca naskah atau pendengar (dalam hal ini) dan juga penonton drama. Artinya penonton dapat menyimpulkan pesan moral yang telah ia dengar baca atau saksikan.
c. Plot
Lakon drama yang baik selalu mengandung konflik. Sebab, roh drama adalah konflik. Drama memang selalu menggambarkan konflik atau pertentangan. Adanya pertentangan menimbulkan rangkaian peristiwa yang menjadi sebab-akibat dan disebut alur atau plot.
d. Karakter atau perwatakan, yaitu keseluruhan ciri-ciri jiwa seorang tokoh dalam lakon drama.
e. Dialog merupakan perwujudan dari jalan cerita lakon drama. Dialog yang dilakukan harus mendukung karakter tokoh yang dimainkan.
f. Setting adalah tempat, ruang, waktu, suasana terjadinya adegan. Karena semua adegan dimainkan di panggung, panggung harus bisa menggambarkan tempat adegan yang sedang terjadi.
g. Bahasa
Naskah drama diwujudkan dari bahan dasar bahasa dan penulis drama sebenarnya menggunakan bahasa untuk menuangkan ide dramanya.
h. Interpretasi adalah penafsiran terhadap lakon drama yang dimainkan yang biasanya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang diangkat keatas panggung oleh para seniman.

Contoh drama yaitu;
Gregory : Anda berkelahi, ya ?
Abraham : Berkelahi? Ah, ngak, nggak!
Sampson : Tapi kalau ya, saya memihak anda, saya mengabdi sebaik anda
Abraham : ah, tak akan lebih baik.
Sampson : Baiklah
Gregory : (kesamping kepada Sampson, melihat Tybalt keluar panggung)
Katakanlah lebih baik. Itu salah satu dari orang majikanku datang.
Sampson : Ya, lebih baik.
Abraham : Bohong!
Sampson : Cabut pedangmu, kalau kamu lelaki. Gregory, ingat hantamanmu.
( mereka berkelahi ).
Dialog diatas menciptakan suasana babak itu dan suatu pelukisan singkat tapi lengkap tenatang konplik antara keluarga Montague versus keluarga Capulet yang akan menimbulkan bencana itu.


Jenis-jenis drama;
Macam-Macam Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita :
1.      Drama Komedi
Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan.
2.      Drama Tragedi
Drama tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.
3.      Drama Tragedi Komedi
Drama tragedi-komedi adalah drama yang ada sedih dan ada lucunya.
2.2  Jenis-jenis karya sastra
Jenis karya sastra dapat dibagi menjadi tiga; puisi, prosa dan drama.
1.Puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang memiliki unsur sajak, bait, baris dan tipografi.
Ciri-ciri puisi :
  1. Terdiri dari beberapa bait
  2. Memiliki pencitraan
  3. Memiliki sajak atau rima
  4. Memiliki tipografi
  5. Memakai konotasi
  6. Bahasa lebih padat
2.Prosa adalah salah satu jenis karya sastra yang berupa karangan yang mencritakan tentang kehidupan manusia dan tidak terikat oleh unsur-unsur dalam puisi.
Ciri-ciri prosa :
  1. Berbentuk bebas dalam susunan paragraf
  2. Tidak terikat pada bentuk puisi
  3. Memiliki unsur intrinsik
3. Drama adalah satu jenis karya sastra yang dimainkan sekelompok orang kemudian dipentaskan di atas panggung.
Ciri-ciri drama :
  1. Terdapat pemeran tokoh cerita
  2. Dialog lebih dominan dan ditampilkan dalam bentuk lisan
  3. Dopentaskan berupa gerak, mimik dan suara
  4. Terdapat babak dan adegan
  5. Terdapat gambaran panggung
  6. Memiliki properti
2.3  Hakekat karya sastra
              Hakekat karya sastra adalah istilah sastra paling tepat diterapkan pada seni sastra sebagai karya imajinatif. Bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti batu dan tembaga untuk seni patung, cat untuk lukisan dan bunyi untuk seni musik. Tetapi harus disadari bahwa bahasa bukan benda mati seperti batu melainkan ciptaan manusia dan mempunyai berbagai muatan budaya linguistik dari kelompok pemakai bahasa tertentu. Untuk melihat bahasa yang khas pada sastra kita harus membedakan bahasa sastra dan bahasa sehari-sehari, serta bahasa ilmiah. Dalam hal ini, bahasa sastra berusaha mempengaruhi, membujuk dan pada akhirnya mengubah sikap pembaca. Setiap karya sastra menciptakan suatu keteraturan, menyusun dan memberi kesatuan pada bahan bakunya. Karya sastra merupakan sistem tanda. karya sastra itu merupakan sturktur makna atau sturktur yang bermakna. Untuk menganalisis struktur sistem tanda ini. Analisis struktural merupakan prioritas pertama sebelum yang lain tanpa itu kebulatan makna intrinsik yang hanya dapat digali dari karya itu sendiri, tidak akan tertangkap. Sastra sebagai produk budaya manusia berisi nilai-nilai yang hidup dan berlaku dalam masyarakat. Sastra sebagai hasil pengolahan jiwa pengarangnya, dihasilkan melalui suatu proses perenungan yang panjang mengenai hakikat hidup dan kehidupan. Sastra ditulis dengan penuh penghayatan dan sentuhan jiwa yang dikemas dalam imajinasi. Melalui karya sastra, seorang menyampaikan pandangannya tentang kehidupan yang ada di sekitarnya. Oleh sebab itu, mengapresiasi karya sastra berarti kita berusaha menemukan nilai-nilai kehidupan yang tercermin dalam karya sastra. Unsur bahasa merupakan ciri pembeda yang membedakan karya sastra dengan karya seni yang lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada hakikatnya karya sastra adalah karya seni yang bermedia atau berbahan utama bahasa.
              Wellek dan Warren membandingkan bahasa khas sastra dengan bahasa ilmiah dan bahasa percakapan sehari-hari. Menurut Wellek dan Warren (1989: 5-16), bahasa ilmiah bersifat detotatif, ada kecocokan antara tanda (sign) dan yang diacu (referent). Tanda sepenuhnya bersifat arbitrary (dipilih secara kebetulan, tanpa aturan tertentu) sehingga dapat digantikan oleh tanda lain yang sama artinya. Tanda juga bersifat maya, tidak menarik perhatian pada dirinya sendiri, tetapi menunjuk langsung pada yang diacunya. Bahasa ilmiah cenderung menyerupai sistem tanda matematika atau logika simbolis.







BAB III SIMPULAN
3.1  Simpulan
  • Prosa Fiksi adalah  kisahan atau cerita yang diemban oleh palaku-pelaku  tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan  rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita.
  • Drama adalah kualitas komunikasi. Situasi, dan action. Drama menurut Moulton adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action). Drama menurut Brander Mathews adalah konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama.
  • Jenis karya sastra di Indonesia dibagi menjadi tiga,yaitu drama ,prosa dan puisi.
  • Secara etimologis istilah kesusastraan dapat diartikan sebagai kumpulan atau hal yang berhubungan dengan alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran, yang baik dan indah. Bagian “baik dan indah” dalam pengertian kesusastraan menunjuk pada isi yang disampaikan (hal-hal yang baik; menyarankan pada hal yang baik) maupun menunjuk pada alat untuk menyampaikan, yaitu bahasa.
3.2  Saran
Dengan lahirnya makalah ini semoga dapat membantu mahasiswa untuk memperoleh informasi tentang sastra serta untuk memperdalam mempelajari bahasa Indonesia tentang kajian prosa fiksi dan drama serta jenis-jenis karya sastra dan hakikat karya sastra sangat penting.