Pengenalan kajian prosa
fiksi dan drama, jenis karya sastra dan hakekat karya sastra
Dosen pembimbing Drs.
Darusman AR.,M.Pd.
Oleh kelompok 1
Kelas 4E
Nama kelompok:
1.Siti Rohmatun
2.Triska Wahyuni
3.Urpa Muria
4.Parsonangan
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI INDONESIA
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
ISLAM RIAU
PEKANBARU
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah Swt yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya, karena berkat ridho dan kemudahannya penulis
dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis telah berusaha semaksimal mungkin
dan sebaik mungkin untuk menyelesaikan makalah
tugas mata kuliah “Prosa Fiksi dan Drama” yang diasuh oleh dosen pembimbing
Drs. Darusman AR.,M.Pd. dan teman-teman seperjuangan yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini. Sehingga makalah
ini selesai dibuat sebagai bahan persentasi yang membahas tentang pengenalan
kajian prosa fiksi dan drama , Jenis karya sastra,hakikat karya sastra.
Makalah ini telah dibuat semaksimal mungkin tetapi
tidak dipungkiri oleh penulis terdapat kesalahan-kesalahan yang tidak disadari
oleh penulis. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas kesalahan yang tidak
disengaja. Semoga makalah ini berguna dan bermanfaat untuk kita semua
dalam memahami dan mempelajarinya.
Pekanbaru, Februari 2013
Penulis
BAB
I PENDAHULUAN
I.I
Latar Belakang
Sastra pada dasarnya merupakan
ciptaan, sebuah kreasi bukan semata-mata sebuah imitasi (dalam Luxemburg, 1989:
5). Karya sastra sebagai bentuk dan hasil sebuah pekerjaan kreatif, pada
hakikatnya adalah suatu media yang mendayagunakan bahasa untuk mengungkapkan
tentang kehidupan manusia. Oleh sebab itu, sebuah karya sastra, pada umumnya,
berisi tentang permasalahan yang melingkupi kehidupan manusia. Kemunculan
sastra lahir dilatar belakangi adanya dorongan dasar manusia untuk
mengungkapkan eksistensi dirinya. (dalam Sarjidu, 2004: 2). Jenis sastra ada
tiga, yaitu, prosa, fiksi dan drama.
Sebelum mengenal karya sastra
alangkah baiknya kita mengetahua dahulu definisi karya sastra. Sastra berasal
dari bahasa sansekerta yaitu susastra, su artinya baik atau indah dan sastra
artinya tulisan. Jadi susastra artinya tulisan yang indah, tapi bukan bentuk
tulisannya yang indah seperti kaligrafi. Yang dimaksud disini adalah isi
kata-katanya yang indah dan menggugah hati pembaca sehingga emosi pembaca larut
dalam tulisan yang dibacanya. Karya sastra adalah karya rekaan penulis
berdasarkan sudut pandangnya, pengalamannya, wawasan imu pengetahuannya,
apa yang dilihatnya dan suasana hatinya. Jadi karya sastra adalah karya
imajinasi penulis yang dituangkan dalam bentuk tulisan.
Kata prosa berasal dari bahasa Latin prosa yang
artinya terus terang. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia, prosa
adalah karangan bebas yang tidak terikat oleh kaidah yang terdapat dalam puisi.
Secara sempit prosa adalah karya imajiner dan estetik. Dalam kesusastraan juga
disebut fiksi, teks naratif, wacana naratif.
Fiksi
menurut Altenbernd dan Lewis ( 1966 : 14 ) dapat diartikan sebagai prosa
naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung
kebenaran yang mendramatisasi hubungan-hubungan antar manusia. Pengarang
mengemukakan hal itu berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap
kehidupan. Namun, hal itu dilakukan secara selektif dan dibentuk sesuai dengan
tujuannya yang sekaligus memasukan unsur hubungan dan dengan penerangan
terhadap pengalaman kehidupan manusia.
Drama adalah salah satu jenis karya sastra yang
mempunyai kelebihan
dibandingkan dengan karya sastra jenis lain, yaitu
unsur pementasan yang mengungkapkan isi cerita
secara langsung dan dipertontonkan di depan umum. Meskipun demikian, ada juga naskah drama yang sifatnya
hanya untuk dibaca atau sering disebut closed
drama.Berdasarkan ciri-cirinya, drama memiliki sifat penokohan yang
mempunyai peranan penting dalam mengungkap
cerita di dalamnya. Oleh karena itu setiap tokoh
mempunyai sifat-sifat kritis sebagai penyampai amanat dari pengarangnya,
misalnya satire, humor, ambiguitas, sarkasme ataupun
kritik-kritik sosial lainnya yang tergambar melalui dialog-dialog antartokoh.
Hakikat Sastra Definisi ontologis yang
bermaksud merumuskan hakikat sastra terbukti tidak dapat diterapkan. Misalnya
definisi seperti: “sastra adalah karya cipta atau fiksi yang bersifat
imajinatif” atau “sastra adalah penggunaan bahasa yang indah dan berguna yang
menandakan hal-hal lain” (Taum, 1997: 13). Ketiadaan pengertian yang baku
terhadap sastra tidak membuat sastra kehilangan bentuk atau menjadi hantu
sebagai satu disiplin ilmu. Saya berpikir bahwa hal ini adalah esensi positif
terhadap penilaian sastra karena ia terus-menerus menampilkan wajah baru. Tidak
stagnan tetapi dinamis, tidak terikat dengan pengertian baku menjadi sastra
lebih bebas berekspresi dalam pencapaian hakikat maupun fungsinya.
Melalui karya sastra, seorang menyampaikan pandangannya
tentang kehidupan yang ada di sekitarnya. Oleh sebab itu, mengapresiasi karya
sastra berarti kita berusaha menemukan nilai-nilai kehidupan yang tercermin
dalam karya sastra. Banyak nilai-nilai kehidupan yang bisa ditemukan dalam
karya sastra tersebut.Unsur bahasa merupakan ciri pembeda yang membedakan karya
sastra dengan karya seni yang lain. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pada
hakikatnya karya sastra adalah karya seni yang bermedia atau berbahan utama
bahasa.
1.1 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah pengertian prosa,
fiksi dan drama?
1.2.2 Apakah jenis-jenis karya sastra?
1.2.3
Apakah hakekat karya sastra?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian prosa,
fiksi dan drama.
1.3.2 Untuk mengetahui
jenis-jenis karya sastra.
1.3.3
Untuk mengetahui hakekat
karya sastra.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengenalan prosa, fiksi dan drama
2.1.1
Prosa
Prosa adalah satu jenis karya sastra yang berupa karangan yang menceritakan
tentang kehidupan manusia dan tidak terikat oleh unsur-unsur dalam puisi.
Ciri-ciri prosa adalah, berbentuk bebas dalam susunan paragraph, tidak terikat
pada bentuk puisi dan memiliki unsur intrinsik. Adapun unsur-unsur
instrik dalam prosa tema, amanat atau pesan, plot atau alur, perwatakan atau
karakteristik atau penokohan, sudut pandang, latar atau seting, gaya bahasa. Contoh
prosa adalah:
Legenda Batu Menangis
Di sebuah bukit yang jauh dari desa, di daerah
Kalimantan, hiduplah seorang janda miskin dan anak perempuannnya. Anak gadis
janda itu sangat cantik jelita. Namun sayang, dia memiliki perangai yang buruk.
Gadis itu amat malas, tidak pernah membantu ibunya bekerja. Kerjanya hanya
bersolek setiap hari.
Suatu hari, anak gadis itu diajak ibunya turun ke desa
untuk berbelanja. Letak pasar desa itu amat jauh sehingga mereka harus menempuh
perjalanan yang jauh. Anak gadis itu berjalan melenggang dengan dengan memakai
pakaian yang bagus dan bersolek agar dikagumi kecantiknnya. Sementara,
ibunya berjalan di belakangnya sambil membawa keranjang dengan memakai pakaian
yang dekil. Karena mereka hidup ditempat yang terpencil, maka tak seorang pun
tahu bahwa kedua perempuan yang berjalan itu adalah ibu dan anak.
Ketika mulai memasuki desa, orang-orang desa
memandangi mereka. Orang – orang terpesona melihat kecantikan anak gadis itu,
terutama pemuda desa. Namun, saat melihat orang yang berjalan di belakang anak
itu, sungguh kontras keadaannya. Hal ini membuat orang bertanya-tanya.
Diantara orang yag melihat itu, seorang pemuda
mendekati dan bertanya kepada gadis itu. “Hai, gadis cantik. Apakah yang
berjalan di belakangmu itu ibumu?”
Namun apa jawaban gadis itu? “Bukan,“ katanya angkuh.
”Ia adalah pembantuku.”
Kedua ibu dan anak itu kemudian meneruskan perjalanan.
Tak seberapa jauh, mendekat lagi seorang pemuda dan bertanya kepada gadis itu.
”Bukan, bukan,” jawab gadis itu dengan mendongakkan
kepalanya. “ Ia adalah budakku.”
Begitulah setiap ada seseorang yang menanyakan perihal
ibunya, selalu jawabannya begitu. Pada mulanya mendengar jawaban putrinya yang
durhaka itu, si ibu masih bisa menahan diri. Namun setelah berulang kali
didengarnya jawaban yang sama, akhirnya si ibu yang malang itu tidak dapat
menahan diri. Si ibu berdoa:
”Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak
kandung hamba tega memperlakukan hamba seperti ini. Ya Tuhan, hukumlah anak
hamba! Hukumlah ....”
Atas kuasa Tuhan, perlahan-lahan tubuh gadis durhaka
itu berubah menjadi batu. Perubahan itu dimulai dari kaki. Ketika perubahan itu
telah mencapai setengah badan, anak gadis itu menangis dan memohon ampun kepada
ibunya.
”Oh, Ibu. Ibu Ampuni saya, ampunilah kedurhakaan
anakamu selama ini. Ibu... Ibu... Ampuni anakmu.”
Anak gadis itu terus meratap dan menangis memohon
kepada ibunya. Akan tetapi semua telah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu
akhirnya berubah menjadi batu. Sekalipun menjadi batu, namun orang dapat
melihat bahwa kedua matanya masih menitikkan air mata.
2.1.2
Fiksi
Fiksi
menurut Altenbernd dan Lewis ( 1966 : 14 ) dapat diartikan sebagai prosa
naratif yang bersifat imajinatif, namun biasanya masuk akal dan mengandung
kebenaran yang mendramatisasi hubungan-hubungan antar manusia. Pengarang
mengemukakan hal itu berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap
kehidupan. Namun, hal itu dilakukan secara selektif dan dibentuk sesuai dengan
tujuannya yang sekaligus memasukan unsur hubungan dan dengan penerangan
terhadap pengalaman kehidupan manusia.
Jenis-jenis
fiksi menurut teori pengkajian fiksi dalam dunia kesastraan terdapat bentuk
karya sastra berdasa pada fakta, yaitu,
(1) Fiksi historis
Artinya
fiksi yang menjadi penulisan fakta sejarah. Dalam fiksi jenis ini, data-data
seperti latar, beberapa tokoh dan elemen fiksi yang lain terdapat beberapa
kesamaan dengan kenyataan sejarah yang ada. Jadi, terkadang fiksi jenis ini
menjadi alternatif sumber sejarah,
Contoh : Arok Dedes karya Alm.
Contoh : Arok Dedes karya Alm.
(2)
Fiksi
Biografis
Artinya yang menjadi dasar penulisan fakta biografis. Fiksi
jenis ini dapat dalam bentuk biografi murni dan ada yang berupa otobiografi. Contoh
: Amien Rais, Bung Tomo, Catatan Harian Seorang Demontran, Dari Paringaglik ke
Kampuchea karya N.H. dini, dll.
(3) Fiksi sains
Artinya fiksi yang menjadi dasar
penulisan ilmu pengetahuan.
2.1.3
Drama
Drama adalah salah satu jenis karya sastra yang
mempunyai kelebihan
dibandingkan dengan karya sastra jenis lain, yaitu
unsur pementasan yang mengungkapkan isi cerita
secara langsung dan dipertontonkan di depan umum. Meskipun demikian, ada juga naskah drama yang sifatnya
hanya untuk dibaca atau sering disebut closed
drama. Berdasarkan ciri-cirinya, drama memiliki sifat penokohan yang
mempunyai peranan penting dalam mengungkap
cerita di dalamnya. Oleh karena itu setiap tokoh
mempunyai sifat-sifat kritis sebagai penyampai amanat dari pengarangnya,
misalnya satire, humor, ambiguitas, sarkasme ataupun
kritik-kritik sosial lainnya yang tergambar melalui dialog-dialog antar tokoh.
Unsur-unsur dalam
Drama:
Unsur paling pokok dalam sebuah drama ada empat, yaitu lakon
(naskah drama
atau text play), pemain (aktor atau aktris), tempat (gedung
pertunjukan), dan penonton. Unsur lakon
memegang peranan penting karena pemain tanpa lakon
jelas tidak dapat membuat drama. Begitu pun tempat saja tanpa lakon tidak akan menghasilkan drama. Tetapi, sebaliknya kalau
hanya ada lakon saja, maka kita masih bisa
mengikuti drama-drama bacaan, misalnya “closed drama.” Lakon drama disusun atas unsur-unsur yang sama dengan novel
atau roman,yaitu:
a. Tema merupakan pikiran pokok yang mendasari lakon drama. Pikiran
pokok ini
dikembangkan sedemikian rupa sehingga menjadi cerita yang menarik.
b. Amanat adalah pesan moral yang ingin disampaikan penulis kepada pembaca
naskah atau pendengar (dalam hal ini) dan juga penonton drama. Artinya penonton dapat menyimpulkan pesan moral yang telah
ia dengar baca atau saksikan.
c. Plot
Lakon drama yang baik selalu mengandung konflik. Sebab, roh drama adalah
konflik. Drama memang selalu menggambarkan konflik atau pertentangan. Adanya
pertentangan menimbulkan rangkaian peristiwa yang menjadi sebab-akibat dan disebut alur atau plot.
d. Karakter atau perwatakan, yaitu keseluruhan ciri-ciri jiwa
seorang tokoh dalam lakon drama.
e. Dialog merupakan perwujudan dari jalan cerita lakon drama.
Dialog yang dilakukan harus mendukung karakter tokoh yang dimainkan.
f. Setting adalah tempat, ruang, waktu, suasana terjadinya adegan.
Karena semua
adegan dimainkan di panggung, panggung harus bisa menggambarkan tempat adegan yang sedang terjadi.
g. Bahasa
Naskah drama diwujudkan dari bahan dasar bahasa dan penulis drama
sebenarnya menggunakan bahasa untuk menuangkan ide dramanya.
h. Interpretasi adalah penafsiran terhadap lakon drama yang
dimainkan yang biasanya merupakan bagian dari kehidupan masyarakat yang
diangkat keatas panggung oleh para seniman.
Contoh drama yaitu;
Gregory : Anda berkelahi, ya ?
Abraham : Berkelahi? Ah, ngak, nggak!
Sampson : Tapi kalau ya, saya memihak anda, saya mengabdi
sebaik anda
Abraham : ah, tak akan lebih baik.
Sampson : Baiklah
Gregory : (kesamping kepada Sampson, melihat Tybalt keluar
panggung)
Katakanlah lebih baik. Itu salah satu dari orang majikanku
datang.
Sampson : Ya, lebih baik.
Abraham : Bohong!
Sampson : Cabut pedangmu, kalau kamu lelaki. Gregory, ingat
hantamanmu.
( mereka berkelahi ).
Dialog diatas menciptakan suasana
babak itu dan suatu pelukisan singkat tapi lengkap tenatang konplik antara
keluarga Montague versus keluarga Capulet yang akan menimbulkan bencana itu.
Jenis-jenis drama;
Macam-Macam
Drama Berdasarkan Isi Kandungan Cerita :
1. Drama Komedi
Drama komedi adalah drama yang lucu
dan menggelitik penuh keceriaan.
2.
Drama Tragedi
Drama tragedi adalah drama yang
ceritanya sedih penuh kemalangan.
3.
Drama Tragedi Komedi
Drama tragedi-komedi adalah drama
yang ada sedih dan ada lucunya.
2.2 Jenis-jenis karya sastra
Jenis
karya sastra dapat dibagi menjadi tiga; puisi, prosa dan drama.
1.Puisi
adalah salah satu jenis karya sastra yang memiliki unsur sajak, bait, baris dan
tipografi.
Ciri-ciri puisi :
- Terdiri dari beberapa bait
- Memiliki pencitraan
- Memiliki sajak atau rima
- Memiliki tipografi
- Memakai konotasi
- Bahasa lebih padat
2.Prosa
adalah salah satu jenis karya sastra yang berupa karangan yang mencritakan
tentang kehidupan manusia dan tidak terikat oleh unsur-unsur dalam puisi.
Ciri-ciri prosa :
- Berbentuk bebas dalam susunan paragraf
- Tidak terikat pada bentuk puisi
- Memiliki unsur intrinsik
3. Drama
adalah satu jenis karya sastra yang dimainkan sekelompok orang kemudian dipentaskan
di atas panggung.
Ciri-ciri drama :
- Terdapat pemeran tokoh cerita
- Dialog lebih dominan dan ditampilkan dalam bentuk lisan
- Dopentaskan berupa gerak, mimik dan suara
- Terdapat babak dan adegan
- Terdapat gambaran panggung
- Memiliki properti
2.3 Hakekat karya sastra
Hakekat
karya sastra adalah istilah sastra paling
tepat diterapkan pada seni sastra sebagai karya imajinatif. Bahasa adalah bahan
baku kesusastraan, seperti batu dan tembaga untuk seni patung, cat untuk lukisan
dan bunyi untuk seni musik. Tetapi
harus disadari bahwa bahasa bukan benda mati seperti batu melainkan ciptaan manusia dan mempunyai berbagai
muatan budaya linguistik dari
kelompok pemakai bahasa tertentu. Untuk melihat bahasa yang khas pada sastra kita
harus membedakan bahasa sastra dan bahasa sehari-sehari, serta bahasa ilmiah.
Dalam hal ini, bahasa sastra berusaha mempengaruhi, membujuk dan pada
akhirnya mengubah sikap pembaca. Setiap
karya sastra menciptakan suatu keteraturan, menyusun dan memberi
kesatuan pada bahan bakunya. Karya sastra
merupakan sistem tanda. karya sastra itu merupakan sturktur makna atau sturktur
yang bermakna. Untuk menganalisis struktur sistem tanda ini. Analisis struktural
merupakan prioritas pertama sebelum yang lain tanpa itu kebulatan makna
intrinsik yang hanya dapat digali dari karya itu sendiri, tidak akan
tertangkap. Sastra sebagai produk budaya manusia berisi nilai-nilai yang hidup
dan berlaku dalam masyarakat. Sastra sebagai hasil pengolahan jiwa
pengarangnya, dihasilkan melalui suatu proses perenungan yang panjang mengenai
hakikat hidup dan kehidupan. Sastra ditulis dengan penuh penghayatan dan
sentuhan jiwa yang dikemas dalam imajinasi. Melalui karya sastra, seorang
menyampaikan pandangannya tentang kehidupan yang ada di sekitarnya. Oleh sebab
itu, mengapresiasi karya sastra berarti kita berusaha menemukan nilai-nilai
kehidupan yang tercermin dalam karya sastra. Unsur bahasa merupakan ciri
pembeda yang membedakan karya sastra dengan karya seni yang lain. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa pada hakikatnya karya sastra adalah karya seni yang
bermedia atau berbahan utama bahasa.
Wellek
dan Warren membandingkan bahasa khas sastra dengan bahasa ilmiah dan bahasa
percakapan sehari-hari. Menurut Wellek dan Warren (1989: 5-16), bahasa ilmiah
bersifat detotatif, ada kecocokan antara tanda (sign) dan yang diacu
(referent). Tanda sepenuhnya bersifat arbitrary (dipilih secara kebetulan,
tanpa aturan tertentu) sehingga dapat digantikan oleh tanda lain yang sama
artinya. Tanda juga bersifat maya, tidak menarik perhatian pada dirinya
sendiri, tetapi menunjuk langsung pada yang diacunya. Bahasa ilmiah cenderung
menyerupai sistem tanda matematika atau logika simbolis.
BAB III SIMPULAN
3.1 Simpulan
- Prosa Fiksi adalah kisahan atau cerita yang diemban oleh palaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar serta tahapan dan rangkaian cerita tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya sehingga menjalin suatu cerita.
- Drama adalah kualitas komunikasi. Situasi, dan action. Drama menurut Moulton adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak (life presented in action). Drama menurut Brander Mathews adalah konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama.
- Jenis karya sastra di Indonesia dibagi menjadi tiga,yaitu drama ,prosa dan puisi.
- Secara etimologis istilah kesusastraan dapat diartikan sebagai kumpulan atau hal yang berhubungan dengan alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi atau pengajaran, yang baik dan indah. Bagian “baik dan indah” dalam pengertian kesusastraan menunjuk pada isi yang disampaikan (hal-hal yang baik; menyarankan pada hal yang baik) maupun menunjuk pada alat untuk menyampaikan, yaitu bahasa.
3.2 Saran
Dengan lahirnya makalah ini semoga dapat membantu
mahasiswa untuk memperoleh informasi tentang sastra serta untuk memperdalam
mempelajari bahasa Indonesia tentang kajian prosa fiksi
dan drama serta jenis-jenis karya sastra dan hakikat
karya sastra sangat penting.
thanks bngt yaaa...setidaknya gw bisa copy paste..hehehhe
BalasHapus